Sederet program Ganjar Pranowo dalam kepemimpinannya mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya di bidang kesehatan. Untuk diketahui, ganjar memang dinilai sangat peduli pada kesehatan warganya. Kepedulian tersebut terlihat dari beberapa program kesehatan yang ditelurkan Ganjar.
1. Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng)
Kepedulian
Ganjar Pranowo pada kesehatan terlihat pada setiap kunjungannya ke daerah. Pada
kesempatan ini, orang nomor satu di Jateng ini selalu menanyakan kesehatan
kdpada siapa saja yang ditemuinya, termasuk kepada ibu hamil.
Kepeduliannya
ini pun ditelurkan Ganjar dalam program adalah 5Ng. Singkatan dari Jateng
Gayeng Nginceng Wong Meteng. Adapun yang dimaksud nginceng tidaklah negatif.
Lewat nginceng. Ganjar mengajak masyarakat untuk memperhatikan kesehatan ibu
hamil.
Program ini pun berulangkali diingatkan Ganjar saat menggelar kegiatan Rembug Desa. Setiap kepala desa atau bidan desa, secara tak terduga mendapat pertanyaan dari Ganjar soal jumlah ibu hamil di desanya.
2. Jo Kawin Bocah
Pencegahan
stunting juga tak hanya berfokus pada ibu hamil. Ganjar menyadari, pernikahan
dini yang masih tinggi juga berdampak pada stunting. Makanya Ganjar menerapkan
gagasan Jo Kawin Bocah, agar pencegahan stunting bisa dilakukan lebih
komprehensif.
Menurut Ganjar,
selain mengganggu kesehatan anak secara fisik maupun psikis, pernikahan dini
tak dimungkiri juga mengganggu tumbuh kembang anak. Tidak hanya itu, jika
terjadi kehamilan, akan meningkatkan risiko bayi lahir berkondisi stunting.
Makanya program kesehatan pada anak dan ibu hamil itu haruslah berkesinambungan. Untuk itu, Ganjar berusaha melibatkan langsung masyarakat agar lebih sadar pada kesehatan. Cara ini dinilai cukup efektif.
3. Jogo Tonggo
Saat menghadapi
pandemi Covid-19, Ganjar menerapkan Jogo Tonggo. Jogo Tonggo atau menjaga
tetangga adalah gerakan yang mengedepankan partisipasi aktif warga untuk saling
menjaga dari penularan Covid-19.
Jika ada yang
terinfeksi virus corona, warga dapat saling menjaga dengan memberikan
perhatian, dan tidak memberikan stigma pada mereka yang tertular. Pada
pelaksanaannya, Jogo Tonggo mencakup dua hal, yaitu jaring pengaman sosial dan
keamanan, serta jaring ekonomi.
Masyarakat
otomatis saling bantu ketika ada warga yang sakit. Masyarakat akan saling
menjaga sedemikian rupa agar tak kesulitan ketika harus isolasi mandiri atau saat
ada keluarga yang ditinggalkan karena salah satu anggotanya terpapar Covid-19
dan meninggal dunia.
0 komentar:
Posting Komentar