Setiap tahun, Presiden Joko Widodo selalu membeli sapi-sapi milik warga di beberapa daerah di Indonesia untuk disembelih saat Iduladha. Kali ini, sapi bernama Abimanyu milik warga Cangkringan Sleman menjadi salah satu sapi pilihan presiden.
Siti Kusmiatun tidak menyangka, sapi yang selama ini dirawat anaknya, Hendy Oktri Pamungkas terpilih sebagai sapi kurban Presiden RI Joko Widodo pada tahun ini.
Keluarga Siti, demikian perempuan paruh baya itu dipanggil, sudah turun temurun menjadi peternak sapi. Berbagai jenis sapi biasanya ditambatkan di kandang yang cukup luas, tak jauh dari rumahnya. Kandang tersebut mampu menampung hingga 50 ekor sapi.
Tak salah jika sejak 2012, keluarga ini menjadi langganan untuk menyediakan sapi kurban dari pihak Kepatihan (Pemda DIY). Tahun ini, Siti mencoba peruntungan mengikuti seleksi sapi kurban Presiden Jokowi. Ia bersaing dengan belasan peternak sapi lainnya di DIY yang juga mengikuti seleksi sapi kurban sang presiden.
Siti mengaku tidak percaya sapi yang diberi nama Abimanyu itu terpilih menjadi sapi kurban presiden. Berkat doa dan semangatnya merawat Abimanyu, usahanya pun berhasil.
"Awalnya pesimis bisa terpilih mengingat saingannya banyak juga. Tapi alhamdulillah, [Abimanyu] terpilih juga. Tiga bulan bobot Abimanyu naik 1,5 kwintal," kata Siti saat ditemui di kediamannya di Rejosari, Kuwang, Argomulyo, Cangkringan, Kamis (16/6/2022).
Sejak kematian suaminya, Kiswanto, pada tahun lalu kehidupan Siti san kondisi peternakan sapinya berubah. Apalagi sekarang ini sedang terjadi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Kandang milik Siti kini hanya diisi tiga ekor sapi. Dua ekor sapi peranakan ongole (PO) dan satu lagi sapi berwarna coklat.
Salah satu sapi PO yang dirawat berbobot 850 kg. Sapi itulah yang dipilih tim sekretariat kepresidenan sebagai sapi kurban Presiden Jokowi. Usia Abimanyu hampir 4 tahun. Lingkar dada Abimanyu 205 cm. Sapi ini memiliki panjang 144 cm dengan tinggi pundak mencapai 150 cm.
Saat berdiri, sapi ini tampak sangat gagah dan tentunya sehat. Siti bersama Hendy pun dengan penuh perhatian merawat Abimanyu agar tidak sakit atau bahkan terpapar PMK. Ia menutup rapat pintu gerbang dan menjaga kebersihan kandang.
"Semalam sudah ditelpon [pihak dinas] meminta saya agar orang tidak sembarangan masuk ke kandang. Takut terpapar virus PMK. Ya kami menjaga Abimanyu sampai saat Kurban nanti," katanya.
Selama setahun ini, kata Siti, Abimanyu dirawat oleh Hendy. Hendy yang baru kelas 2 SMP ini menggantikan peran ayahnya. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Hendy selalu memberikan pakan Abimanyu. Begitu juga saat sore hari. Makanan yang diberikan juga lumrah, seperti kebanyakan sapi PO lainnya.
"Setelah bapak meninggal, Abimanyu dirawat oleh Hendy. Makannya satu bak penuh. Saya diajari mas Pur [sejawat ayahnya]. Kalau pakan tidak susah," kata Hendy saat itu.
Hendy mengaku pernah merasa takut dan khawatir saat Abimanyu sakit pada bagian pencernaannya. Itu terjadi pada awal tahun 2022. Setelah diobati, kondisi Abimanyu membaik hingga saat ini. "Sebelum ada wabah PMK, kami juga mengundang dokter hewan, sudah diberi vitamin-vitamin. Jadi kondisinya sehat," kata Hendy.
Siti bersyukur Abimanyu lolos seleksi setelah melalui berbagai tahap pemeriksaan sebelum dipilih sebagai sapi kurban presiden. Ia lebih bersyukur lagi karena menganggap pilihan tersebut sebagai rejeki.
Kembali Bangkit
Siti ingin kembali bangkit dari keterpurukan akibat ditinggal suaminya. Ia akan berjuang sepenuh tenaga untuk kembali mengembangkan usaha peternakan milik keluarganya. Sebagai seorang ibu, Siti harus mampu menghidupi bertahan demi anak-anaknya.
"Saya masih menghidupi anak-anak, masih mau bangkit eh ada wabah PMK. Saat bapak [suami] masih ada, biasanya bapak yang nyari sapi saya yang mencatat pembukuan dan ikut mencarikan pelanggan," cerita Siti.
Siti masih bermimpi untuk kembali mengembangkan usaha sapinya demi kelangsungan hidup dan pendidikan anak-anaknya. Sebab selain Hendy, ia masih harus membiayai putrinya yang baru kuliah dua semester di Perguruan Tinggi Swasta di Jogja.
"Harus tetap semangat demi anak-anak. Semoga saja [pembelian Abimanyu] ini mendatangkan berkah bagi kami, bisa mengembangkan peternakan sapi ini lagi," harap Siti.
Kalahkan 2 kandidat
Plt Kepala Dinas Peternakan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono mengatakan ada sejumlah syarat yang ditentukan dalam seleksi sapi kurban bagi presiden ini. Syaratnya, minimal bobot antara 800 kg hingga 1 ton.
"Selain nominasi di Agromulyo Cangkringan juga ada di Berbah dan Ngemplak. Setelah melalui pemeriksaan BBVet Wates yang dipilih yang di Cangkringan," katanya.
Di Sleman sebenarnya ada tiga ekor sapi kandidat yang diseleksi. Selain sapi milik Siti, yang juga mengikuti seleksi adalah sapi milik Sutadi warga Umbulmartani Ngemplak dan milik Fitriyanto warga Tegaltirto, Berbah. "Kebijakan dari pusat, sapi yang dijual harus peternak yang berbeda. Tahun lalu harus berbeda dengan tahun ini agar merata," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar