Senin, 12 Desember 2022

Ganjar Pranowo Bisa Ubah Peta Dukungan Partai Politik

 


Jika dicalonkan oleh Partai Golongan Karya (Golkar), Ganjar Pranowo akan mengubah peta dukungan partai politik. Demikian temuan survei eksperimental yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

 

Dalam presentasinya, Saiful Mujani menjelaskan survei eksperimental yang dilakukan SMRC untuk menilai efek calon presiden terhadap perolehan suara partai Golkar. Ada tiga tokoh yang dipilih dan diperlakukan sebagai treatment: Airlangga Hartarto, Ganjar, dan Erick Thohir.

Sementara Erick adalah politikus non-partai yang selama ini sudah melakukan sosialisasi. Tokoh-tokoh lain yang sudah dideklarasikan oleh partai lain tidak dimasukkan, seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Sebelum melihat efeknya, yang pertama dilihat adalah variabel kontrol terhadap eksperimen. Pertanyaannya adalah apabila pemilihan legislatif dilakukan sekarang, anda akan memilih partai apa? Hasilnya mirip dengan hasil survei umumnya di mana PDIP menempati urutan pertama, Gerindra di urutan kedua, dan Golkar di urutan ketiga.

Namun Saiful mengingatkan bahwa survei eksperimental ini hanya menggunakan sampel 267, sehingga margin of error sekitar 6,1 persen. Umumnya margin of error survei nasional SMRC sekitar 3 persen. Dalam variabel kontrol, partai Golkar mendapatkan suara 11 persen.

Menurut Saiful, ini menunjukkan Ganjar bisa menaikkan suara partai Golkar, jika dia dicalonkan.

Saiful melihat bahwa Ganjar Pranowo adalah figur yang relatif terbuka. Jika ada penjelasan yang meyakinkan, dia bisa saja pindah ke partai lain. Namun demikian, lanjutnya, hal semacam itu tidak terlalu baik dalam konteks pendidikan politik. Seharusnya orang yang sudah berkarir dalam partai politik begitu panjang, seharusnya seharusnya tetap ada di partai tersebut.

Dalam treatment di mana nama Airlangga dimasukkan dengan format pertanyaannya menjadi bila Golkar mencalonkan Airlangga untuk menjadi presiden, partai atau calon partai mana yang akan dipilih, hasilnya partai Golkar mendapatkan 13 persen suara. Ada kenaikan dua persen dari hasil variabel kontrol, tapi tidak signifikan.

Saiful menjelaskan bahwa kenaikan dua persen ini tidak cukup signifikan untuk menyatakan pencalonan Airlangga memiliki efek positif pada perolehan suara Golkar. Namun penting digarisbawahi, lanjut Saiful, setidak-tidaknya pencalonan Airlangga tidak memiliki efek negatif.

Dalam treatment selanjutnya, di mana nama Erick dimasukkan sebagai capres Golkar, suara partai ini juga tidak mengalami perubahan. Dalam variabel kontrol, Golkar mendapatkan 11 persen suara. Ketika disebut nama Erick sebagai calon presiden, suara Golkar tetap sama, 11 persen. Partai-partai lain seperti PDIP dan Gerindra juga relative sama.

Ini, menurut Saiful, logis karena Erick bukan kader partai. Dia tidak punya gerbong yang bisa dibawa. Erick adalah pendatang baru dalam politik. Dia tidak memiliki efek untuk memperbesar Golkar jika diusung menjadi capres. Saiful menyimpulkan bahwa yang bisa membantu peningkatan suara Golkar adalah Ganjar Pranowo. Namn pencalonan Ganjar oleh Golkar bisa mengubah peta kekuatan partai politik Indonesia.


0 komentar:

Posting Komentar